Berita Terkini

Aswino Wardhana Sampaikan Pentingnya Pemahaman Proses Pemungutan Pada Saat Berlangsungnya Pemilos di SMA N 1 Seyegan

Sleman – (08/09) KPU Kabupaten Sleman kembali lakukan sosialisasi tentang kepemiluan yang bertempat di SMA N 1 Seyegan. Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi, Hubmas, dan SDM, Aswino Wardhana hadir sebagai pengisi materi. Sosialisasi dilakukan di tengah berlangsungnya pemungutan suara Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (Pemilos) SMA N 1 Seyegan periode jabatan 2022/2023.

dok. foto Kadiv Sosdiklih, Parmas dan SDM saat hadiri Pemilos SMA N 1 Seyegan

Pada sosialisasi tersebut, Aswino dibantu para guru pembimbing kegiatan memberikan penjelasan dan menyimulasikan proses pemungutan suara kepada pelajar. Sosialisasi dilaksanakan di halaman utama SMA N 1 Seyegan tempat berlangsungnya pemungutan suara yang juga diiringi dengan hiburan pagelaran wayang kulit dalam rangka memperingati satu dasawarsa HUT Keistimewaan Yogyakarta serta bertepatan dengan Hari Kamis Pahing, sehingga semua guru dan murid, serta seluruh elemen sivitas sekolah mengenakan busana adat Ngayogyakarta Hadiningrat dengan pakaian surjan bagi laki-laki dan kebaya bagi perempuan.

dok. foto Pemilos SMA N 1 Seyegan diikuti oleh seluruh peserta didik

Aswino menjelaskan bahwa sosialisasi tersebut merupakan wujud peran KPU Kabupaten Sleman dalam upaya mengedukasi generasi penerus bangsa terutama pelajar. Setelah menginjak usia 17 tahun, mereka akan menggunakan hak pilihnya pada proses pemungutan suara saat pemilu. Sosialisasi pada pelajar penting dilakukan mengingat jumlah partisipasi pemilih pemuda memiliki kekuatan dan pengaruh besar terhadap hasil pemlilu. Pada Pemilu Serentak 2019 lalu, data dari KPU, jumlah pemilih muda mencapai 35% atau sekurang-kurangnya terdapat 70 juta jiwa dari 198 juta pemilih.

“KPU terus berupaya dalam mendukung pelajar (yang ingin tahu lebih banyak mengenai proses pemilu) terutama di tingkat SMA, sehingga dalam jangka waktu yang tidak begitu lama mereka sudah dapat mengikuti dan memahami pemungutan suara”, papar Aswino.

Salah seorang pembimbing sosialisasi, Retno Kuning Dewi P., S.Pd., memberikan pengertian bahwa sosialisasi pemungutan suara penting dilakukan guna memberi pemahaman kepada pelajar mengenai proses pemilu sebagai wujud pendidikan praktik Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Hal ini sejalan dengan program SMA N 1 Seyegan yang memilik basis sains, budaya, dan olahraga, serta pendidikan kepraktikan. Sebagai peserta, pelajar merupakan calon pemilih pemula yang perdana menggunakan hak pilihnya pada pemilu dan pemlihan serentak pada 2024. Usai sosalisasi tersebut diharapkan pelajar dapat memahami proses pemungutan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

dok. foto siswa/i yang bertugas sebagai petugas pemilos

“Sosialisasi pemungutan suara berbanding lurus dengan basis SMA N 1 Seyegan (pendidikan kepraktikkan). Pemilu OSIS dengan e-Voting sudah kesekian kalinya kita laksanakan. Sebelumnya kami menggunakan aplikasi berbayar, karena tidak ekonomis aplikasi tersebut kami tinggalkan dan pada e-Voting kali ini kami menggunakan Google Form sebagai aplikasi penggganti yang familiar dan ekonomis”, ujar Retno.

Simulasi pada Sosialisasi pemungutan suara yang dilakukan menggunakan metode pemungutan suara secara elektronik (e-Voting). Metode ini sudah beberapa kali dilakukan SMA N 1 Seyegan pada pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS periode sebelumnya. Pada e-Voting tahun lalu pemungutan suara dilakukan menggunakan salah satu aplikasi berbayar. Tidak familiar dan efisien untuk digunakan, pihak sekolah menggantikannya dengan aplikasi Google Form yang dinilai lebih familiar dan efisien digunakan oleh pelajar dan sekolah. Tanpa mengurangi esensi proses pemungutan suara dengan basis Google Form kemungkinan akan digunakan lagi pada e-Voting berikutnya.

dok. foto pemilih gunakan hak pilihnya dalam e-voting Pemilos

Ardian Ahmad sebagai guru pendamping mengatakan bahwa pemungutan suara tidak semua pelajar SMA N 1 Seyegan menggunakan hak pilihnya. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa kegiatan lain yang diikuti sebagian pelajar di luar sekolah. Akan tetapi, situasi tersebut tidak mempengaruhi jadwal dan proses pemungutan suara.

“Pada hari yang sama SMA N 1 Seyegan memilik agenda lain di luar sekolah, sehingga pemungutan suara e-Voting kali ini tidak diikuti 100% pelajar sekolah. Pemungutan suara diikuti sekurang-kurangnya 900 pelajar atau 70% pemilih dari jumlah pelajar sekolah”, tambah Ardian saat membimbing pelajar.

Pada penghujung kegiatan, Aswino berharap sosialisasi ini dapat memberikan pengertian dan pemahaman tentang proses pemungutan suara yang diselenggarakan KPU pada setiap penyelenggaraan pemilu. Sosialisasi pemungutan suara (e-Voting) menjadi pembelajaran penting bagi pelajar (sebagai pengalaman). KPU bertekad untuk terus menyosialisasikan proses pemilu guna memberikan wawasan langsung kepada pelajar secara langsung. (Benny)

Foto oleh : Sanjay

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 162 kali