Berita Terkini

Ketua KPU Kabupaten Sleman Ajak Forum Komunikasi Antar Partai Berinovasi Lakukan Pendidikan Politik bagi Generasi Milenial

Sleman (16/02) – Ketua KPU Kabupaten Sleman Trapsi Haryadi hadir sebagai  narasumber dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sleman pada (15/02) kemarin.  Kegiatan yang bertemakan “Strategi Pendidikan Politik bagi Generasi Milenial” dihadiri oleh sejumlah perwakilan partai politik yang tergabung dalam Forum Komunikasi Antar Partai (FKAP).

Bertempat di Hotel Bueno Colombo, Trapsi menyampaikan materinya terkait dengan bagaimana strategi pendidikan pemilih bagi generasi muda khususnya generasi milenial (Gen Y) dan Gen Z.  Generasi milenial (Gen Y) maupun Gen Z dicirikan dengan tingkat melek teknologi informasi sehingga generasi ini mahir dan mengakses media sosial baik Facebook, Instagram, Twitter bahkan Tik Tok yang hadir sebagai media sosial baru.

dok. foto Ketua KPU Kabupaten Sleman saat paparan dihadapan FKAP

Gen Y maupun gen Z memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, percaya diri, dan paling banyak membaca buku, sehingga mereka sangat paham bagaimana harus berfikir dan berpihak. Namun di balik itu generasi ini juga rentan dengan gangguan kecemasan hingga depresi akut.  Oleh karenanya diperlukan strategi pendidikan pemilih yang baik. 

dok. foto Trapsi Haryadi menyampaikan pentingnya pendidikan pemilih bagi generasi milenial

Di hadapan peserta yang merupakan perwakilan partai politik, Trapsi menyampaikan fakta bahwa berdasarkan DPT Pemilihan 2020 di Kabupaten Sleman, prosentase pemilih yang merupakan gen Y (milenial) sebanyak 28% dari total pemilih. Sementara untuk pemilih yang diketagorikan sebagai generasi Z yang berusia antara 17 – 24 tahun sebesar 15% dari jumlah pemilih. Fakta ini tentunya dapat menjadi perhatian khusus bagi partai politik maupun pasangan calon dalam melakukan kampanye. 

Melihat grafik perkembangannya, media sosial sangat efektif menjadi media bagi partai politik maupun pasangan calon untuk melakukan pendidikan politik maupun berkampanye.  Namun demikian, partai politik maupun pasangan calon harus benar mengetahui karakter generasi muda.  Generasi milenial sebagai generasi yang memiliki kebutuhan informasi tinggi harus dibarengi dengan kualitas informasi yang berbobot.  Hal ini mengharuskan partai politik maupun pasangan calon untuk menyajikan informasi yang sesuai fakta dan bukan hoax saat melakukan pendidikan politik. 

“Pendidikan pemilih secara virtual dengan memanfaatkan media sosial dapat menjadi salah satu alternatif strategi partai politik maupun pasangan calon, tentunya konten yang disajikan merupakan jawaban dari kebutuhan informasi generasi milenial (Y) dan bukan hoax”, imbuh Trapsi dalam paparannya.

Selain strategi pendidikan pemilih menggunakan teknologi informasi, pemanfaatan media massa, pemanfaatan komunitas sosial budaya, komunitas hobi dan kreativitas lainnya dapat menjadi strategi pendidikan pemilih. (Nars)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 34 kali