KPU Kabupaten Sleman Tegaskan Pentingnya Partisipasi Pemilu 2024 dalam Acara Festival Pinggiran Yogyakarta.
Sleman (22/06) - Aswino Wardhana selaku Anggota KPU Kabupaten Sleman kembali menjadi narasumber dalam acara Festival Pinggiran Yogyakarta bersama Sapta Rini selaku Pengelola Desa Wisata Sukunan dan Titok Haryanto selaku Direktur Alterasi Atmawidya Indonesia. Kegiatan yang diinisiasi oleh perkumpulan anak muda peduli Pemilu dan demokrasi yang tergabung dalam Komunitas Cermat Demokrasi tersebut dilaksanakan pada Sabtu (17/06) di Glendongan, Tambakbayan, Caturtunggal, Sleman, berkolaborasi dengan Komunitas Sekolah Marjinal. Turut terundang warga sekitar dengan sebagian besar profesi adalah sebagai pemulung.

dok. foto petugas memberikan flyer dan leaflet pemungutan suara
Menghadapi Pemilu 2024 mendatang, Aswino paparkan pentingnya partisipasi Warga Negara Indonesia (WNI) terhadap Pemilihan Umum beserta kesiapan KPU Kabupaten Sleman dalam menjaga hak pilih dari kelompok marjinal. KPU Kabupaten Sleman siap melayani dengan membantu masyarakat agar dapat terdaftar sebagai pemilih pada Pemilu 2024 atau dengan mengecek secara mandiri melalui cekdptonline.kpu.go.id.
Lebih lanjut Aswino mengajak seluruh peserta yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih pada Pemilu 2024 mendatang. Aswino tegaskan para pemilih untuk menggunakan hak pilihnya tepat ketika hari pemungutan suara, yakni Rabu 14 Februari 2024 dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

dok. foto peserta Festival Pinggiran Yogyakarta
Dalam kesempatan yang sama, Titok Haryanto menyampaikan ihwal pentingnya kesadaran hak sipil dan politik warga negara. Dilanjutkan oleh Sapta Rini yang mengangkat tema pengolahan sampah bernilai ekonomi mengacu pada pengalaman Desa Wisata Sukunan, Gamping, Sleman. Acara diakhiri dengan pelaksanaan tes kesehatan gratis, pembagian bantuan sosial berupa sembako, dan workshop pembuatan karya untuk anak-anak.
Rais Assad Faiz selaku Ketua Program Advokasi berharap, “Pesan yang ingin disampaikan dalam acara ini adalah semoga melalui kegiatan-kegiatan tersebut sarana pendidikan kewarganegaraan dapat lebih menyentuh. Kami ingin memberikan gambaran bagaimana layanan-layanan sosial tersebut dapat diperoleh, seperti ketika kita tercatat sebagai WNI, sehingga para peserta yang belum memiliki KTP terpacu untuk mengurus KTP nya,” pungkasnya. (Win/Ibn)