Berita Terkini

Rumah Pintar Pemilu Sebagai Knowledge Treasure Mengenai Pendidikan Pemilih bagi Pelajar SMA Bumi Cendikia

Sleman (24/10) – Melalui Program Rumah Pintar Pemilu, KPU Kabupaten Sleman kembali dikunjungi oleh calon pemilih pemula yang kali ini berasal dari siswa siswi kelas 10 SMA Bumi Cendikia. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 – 10.30 WIB ini bertempat di Ruang Rapat KPU Kabupaten Sleman dan diisi oleh Bapak Aswino Wardhana selaku Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM.

dok. foto Kadiv Sosdiklih, Parmas dan SDM Aswino Wardhana sambut siswa/i SMA Bumi Cendekia di ruang RPP

Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai ajang bagi siswa siswi untuk dapat mengenali dan memahami apa itu pemilu beserta sistem pelaksanaannya di Negara Indonesia. Selain itu, siswa siswi juga diharap dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara, salah satunya adalah kegiatan pemilu yang nantinya mereka akan menjadi pemilih tetap pada Pemilu Serentak 2024.

Kegiatan dibuka langsung oleh Aswino selaku pengisi materi dengan dibuka sesi tanya jawab kepada siswa siswi. Penanya pertama datang dari siswa bernama Naura, di mana dia bertanya “Partai itu apa?” dan dilanjut oleh penanya kedua, Mirza yakni “Ketika tidak ada pemilu, apa tugas KPU?

“Partai politik secara umum sebagai katalisator/penghubung antara rakyat dengan pemerintah (lembaga eksekutif), dimana Partai berisi orang-orang yang memperjuangkan aspirasi/kesejahteraan masyarakat yang nantinya disalurkan kepada pemerintah (eksekutif).” ungkap Aswino Wardhana.

Kemudian dilanjut menjawab pertanyaan kedua, Aswino menjelaskan bahwa Siklus tahapan pemilu adalah Pra Pemilu (persiapan), Hari Pemungutan Suara (pelaksanaan), Pasca Pemilu (evaluasi). Persiapan pemilu itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Contohnya seperti tahapan pendaftaran, verifikasi, dan penetapan partai politik calon peserta pemilu harus dilaksanakan 20 bulan sebelum dilaksanakan pemungutan suara. Selain persiapan pemilu yang panjang, KPU Kabupaten Sleman sebagai wadah center of knowledge, pemilu, dan demokrasi yang selalu terbuka dan memberikan sosialisasi atau pendidikan pemilih terhadap seluruh elemen masyarakat. Salah satunya kepada pemilih pemula seperti kehadiran siswa-siswi pada program Rumah Pintar Pemilih”

Dari dua pertanyaan sekaligus pembahasan yang menarik, siswa-siswi di forum tersebut semakin terpantik untuk bertanya. Siswa bernama Abra menanyakan mengenai kemungkinan menggunakan hak pilihnya di Yogyakarta, sedangkan KTP berasal dari luar daerah. Pertanyaan selanjutnya dari siswa bernama Hitbah yang bertanya kemungkinan perubahan terkait perubahan sistem pencoblosan mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi masih terus berkembang.

dok. foto Sesi disuksi dan tanya jawab terkait kepemiluan

Menjawab pertanyaan ketiga, sesuai peraturan tentu tidak bisa menggunakan hak suaranya sesuai alamat KTP. Sebelum hari pemungutan suara, yang bagi yang ber-KTP di luar daerah harus pulang terlebih dahulu ke daerah asalnya. Kemudian menjawab pertanyaan keempat bahwa kemungkinan perubahan tata cara pemberian suara, namun untuk saat ini masih menggunakan sistem pencoblosan. Di Amerika sendiri dalam penggunaan hak pilih sudah menggunakan sistem e-voting.

Selain keempat pertanyaan dan pembahasan mengenai penggunaan hak pilih, Aswino juga menyampaikan syarat-syarat untuk menjadi pemilih. Beliau mengungkapkan bahwa untuk menjadi pemilih, maka syaratnya adalah tentu harus berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah berusia 17 tahun/ yang telah menikah, terdaftar menjadi pemilih tetap, serta tidak terlibat proses hukum dan tidak dicabut hak pilihnya.

dok. foto Siswa siswi berkesempatan melihat miniatur denah TPS 

Aswino dalam akhir pemaparannya menitipkan pesan kepada siswa-siswi yang hadir untuk segera membuat KTP ketika sudah menginjak usia 17 tahun agar nantinya bisa langsung terdaftar menjadi pemilih tetap. Demikian acara berlangsung interaktif dengan partisipasi aktif dari siswa-siswi SMA Bumi Cendekia sampai dengan berakhirnya kunjungan, siswa-siswi beserta guru pendamping pamit undur diri. (Iqbal)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 69 kali