
Sosialisasi Menuju Pilkada Inklusif, PPK Ngaglik Gelar Simulasi Tata Cara Pencoblosan Bagi Pemilih Disabilitas Netra Kapanewon Ngaglik
Sleman - PPK Ngaglik menggelar sosialisasi dan simulasi mengenai tata cara pencoblosan bagi pemilih disabilitas netra yang bertempat di Aula Kapanewon Ngaglik pada Rabu (09/10). Acara yang difasilitasi oleh KPU Kabupaten Sleman melalui program "sosialisasi segmentasi" tersebut melibatkan Komunitas Sadar Belajar sebagai salah satu narasumber dengan audiens pemilih penyandang netra, pendamping tuna netra, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan pengurus PPDI se-Kapanewon Ngaglik.
"Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT), terdapat 49 pemilih disabilitas netra di Kapanewon Ngaglik dan puji syukur hari ini kita berkesempatan untuk belajar bersama melakukan sosialisasi dan simulasi sebagai salah satu upaya bersama untuk menjangkau Pilkada Sleman 2024 yang aksesibel dan inklusif," ucap Dita Hendri, Ketua PPK Ngaglik.
Tifany Yumna, narasumber dari Komunitas Sadar Belajar pada awal sesi memaparkan mengenai pentingnya kepekaan dari pendamping atau lingkungan disabilitas netra agar efektif dalam membantu tanpa mengurangi rasa hormat terhadap penyandang disabilitas.
"Kesalahpahaman yang masih lazim terjadi terhadap penyandang disabilitas adalah kadang kita menganggap mereka sebagai obyek lemah yang tidak berdaya sama sekali. Padahal pada kenyataannya, mereka hanya memiliki keterbatasan pada aspek-aspek tertentu dan dengan pendekatan yang tepat, penyandang disabilitas mampu melakukan aktivitas keseharian selayaknya manusia lainnya," terang Tifany.
Tifanu melanjutkan paparannya bahwa terkait dengan disabilitas netra ada beberapa tips yang dibagikan untuk pendamping maupun orang yang berada di lingkungan disabilitas netra.
"Disabilitas netra memiliki keterbatasan dalam visual. Secara umum mereka mengandalkan audio dan sensor peraba dalam aktivitasnya. Oleh karenanya sebelum memberikan bantuan, kita sepatutnya mengucapkan permisi atau mengenalkan diri dan menanyakan apakah boleh dibantu. Semisal dalam keadaan tiba-tiba meraih tangan atau memegang tubuh sangat tidak disarankan. Selain itu, ketika seorang disabilitas netra bersedia untuk dibantu, maka kontak pertama yang dilakukan adalah dengan menempelkan punggung tangan kita ke punggung tangan disabilitas netra," lanjut Tifany.
Pada sesi selanjutnya, Diah Retnowati, Divisi Teknis Penyelenggaraan PPK Ngaglik memperkenalkan contoh template atau alat bantu tuna netra yang disediakan oleh penyelenggara pemilu dalam membantu disabilitas netra menyalurkan hak pilihnya.
dok. foto Anggota PPK Ngaglik saat sampaikan paparan
"Petunjuk penggunaan alat bantu tuna netra ini sudah dituliskan pada salah satu sisinya. Petugas KPPS sesuai dengan petunjuk yang ada bertugas untuk menyiapkan alat bantu tuna netra dan surat suara bagi disabilitas netra. Pada sisi yang lain terdapat huruf braille sebagai sarana disabilitas netra untuk mengenali calon yang akan dipilih," ujar Retno.
Menjelang simulasi dilakukan, Tifany menambahkan bahwa membaca huruf braille dimulai dari kiri ke kanan dan secara umum tulisan braille pada alat bantu tuna netra terbagi menjadi beberapa bagian berupa judul/jenis pemilihan, kotak pemisah, nomor urut, nama pasangan calon, dan kotak berlubang sebagai tempat mencoblos.
"Perlu kita perhatikan bersama, bahwa yang dicoblos bukan template braille-nya, tapi bagian kotak berlubang yang ada di sisi bawah alat bantu tuna netra. Setelah teman- teman disabilitas netra meraba dan berhasil menemukan bagian tulisan braille pada bagian kanan paling atas adalah jenis pemilihan. Untuk lebih mempermudahnya, disabilitas netra bisa langsung meraba ke bawah dan menemukan garis tanpa putus sebagai kotak pemisah. Dalam kotak pemisah tersebut bertuliskan nomor urut, nama pasangan calon, dan tempat untuk mencoblos," papar Tifany.
dok. foto Peserta dari segmen Disabilitas Netra saat sampaikan tanggapan
Pada kesempatan tersebut, Joko salah seorang penyandang disabilitas netra dari Kapanewon Ngaglik dengan didampingi narasumber kemudian memperagakan tata cara penggunaan alat bantu tuna netra untuk menyalurkan hak pilihnya. (DHI/KIM Ngaglik)